Cast : Im Yoona, Lee Donghae, Choi Siwon
Genre : Romance
Rating : G
Length : Ficlet
Note : Kali ini Ficlet. Ini pertama kalinya Ha Neul bikin Ficlet, jadi mian kalo ada banyak kesalahan ataupun ceritanya yang nggak nyambung --' *bungkukbungkuk*
Ah ya, buat Hurt, secepatnya akan Ha Neul posting kelanjutannya. Mian sudah membuat menunggu -.-
Jangan lupa Comment . Sangat membutuhkan kritik dan saran~
Dilarang copas tanpa seizin Autor! Happy reading all ^^
ooo0OOO0ooo
"Yoona, ada yang mencarimu"
"Nugu ?" jawabku tanpa melepas pandanganku dari berkas yang kukerjakan .
"Lee Donghae. Katanya ada hal penting yang ingin dibicarakannya"
Aku menghentikan pekerjaanku, lalu menatap Lily, sekertarisku .
"Donghae ?"
"Ralat, Lee Donghae"
"Ada perlu apa memangnya ?" tayaku se normal mungkin . Lily hanya mengendikkan bahu .
"Suruh dia masuk" perintahku pada akhirnya .
Tak lama, Donghae masuk dengan membawa beberapa tas belanja.
"Annyeong, Yoona-ya~" Sapanya ceria .
"Annyeong, fishy. Lama tidak bertemu," kataku sambil menuntunnya ke sofa di sudut ruang kerjaku .
"Bagaimana kabarmu ? Kau baik-baik saja kan ? Ah, kau minum obatmu kan ?"
Aku mengerutkan dahi . "Obat ?"
"Kudengar kau sakit beberapa hari yang lalu. Rupanya radang lambungmu semakin parah," katanya sambil menatapku serius .
"Ah, ani, aku hanya sedikit kelelahan. Akhir-akhir ini tugasku sedikit menumpuk," jawabku pelan .
"Kau sudah makan berapa kali ? Ayo makan siang,"
Aku tersenyum kecil . "Selalu pertanyaan itu. Apa kau tidak bosan ?"
"Ani. Itu semua juga untuk kebaikanmu"
"Aku bisa menjaga diriku sendiri, Hae-ya . Kau-"
"Sudah berulang kali kau mengatakannya padaku. Nyatanya ? Aku mengkhawatirkanmu, Deer .."
"Lama kau tidak memanggilku seperti itu" aku tersenyum samar.
Ia tertawa kecil. "Apa kau merindukanku ?"
"Mwo ya" aku merengut kesal .
Lagi-lagi ia tertawa. Tawa yang selalu kurindukan.
"Ah, aku kemari untuk memberikan ini untukmu. Kau harus menggunakannya saat pesta pernikahan Leeteuk hyung nanti malam. Akan kujemput jam tujuh di Apartementmu" jelasnya sambil memberikan tas-tas itu padaku.
"Tapi, hari ini aku harus lembur-"
"Apa kau tidak memiliki alasan lain ? Kurasa kau memang tidak pandai memberi alasan," katanya sambil berdecak.
"Tapi tugas-"
"Ani. Nanti malam akan ku jemput. Kajja, waktunya makan siang!" Serunya sambil menarik tanganku.
"Wait. Tadi, katanya ada hal penting yang ingin kau bicarakan. Katakan"
Donghae diam, lalu berbalik menatapku .
"Ah, amugato aniyo"
"Jigeum marepa" perintahku .
Ia terlihat menatapku lurus-lurus .
"Saranghae, Im Yoona"
Aku diam. Eottokhe ?
Di satu sisi, aku sangat mencintainya . Dia adalah namja yang berhasil merebut hatiku untuk pertama kalinya. Tapi di satu sisi, bagaimana dengan Siwon yang sedang menunggu kepastian dariku ?
"Sejak kapan ?"
"Sejak pertama kali melihatmu di kampus, sejak kau tanpa sengaja menabrakku, sejak kau meminjamiku buku, sejak kau mengajakku ke Cafe setiap sabtu, sejak kau yang selalu ada disisiku"
Aku menatapnya tak percaya. Itu artinya 5 tahun yang lalu ? Mwo ? Kenapa tidak bilang sejak awal ?
Oke, sekarang masalahnya bukan itu. Siapa yang harus kupilih ? Lee Donghae-atau Choi Siwon ? Aku sama sekali tidak ingin menyakiti perasaan siapapun ..
"Tidak masalah jika kau menolakku. Kita masih tetap jadi sahabat kan ?" katanya sambil tersenyum tipis.
Aku menunduk. Nama Lee Donghae dan Choi Siwon seolah memenuhi pikiranku. Haruskah aku menolaknya dan menerima Choi Siwon ? Haruskah aku mengorbankan perasaanku ?
Ani. Aku tidak mau menyesal nanti. Ini hidupku, dan tidak ada yang berhak mengaturku.
Aku menatap Donghae yang masih dengan sabar menunggu jawaban yang keluar dari mulutku.
Mianhae, Choi Siwon. Izinkan aku egois kali ini saja.
"Nado Saranghae, Hae-ya" jawabku sambil tersenyum. Ia terlihat menatapku tak percaya . "Mwo ? Bisa kau ulang ?"
Aku mendekat padanya, lalu menatap manik matanya . "Saranghae, Lee Donghae-ssi" bisikku.
Dengan cepat ia merengkuhku ke pelukannya. Tidak pernah sebelumnya aku sebahagia ini.
"Gomawo, my Deer" katanya lembut, lalu mendekatkan wajahnya kearahku. Dengan jarak sedekat ini, aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang menggelitik wajahku.
Ia mengecup bibirku lembut . Tangan kanannya menyentuh pipiku, hati-hati seakan aku seseuatu yang berharga yang mudah hancur .
"Saranghae, Im Yoona"
*Fin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment = Menghargai Penulis