Park Ha Neul |
Genre: Sad, Romance | Rating:
PG 15 | Length: Series
Cast: Lee Donghae, Nam Gyu
Ri a.k.a Gyu Ri, Choi Siwon, Ku Hye Sun a.k.a Hye Sun
Note :
Annyeong semuanyaaaa \^o^/
Akhirnya HaNeul kembali dengan menlanjutkan FanFiction ini yang semakin ngga jelas ceritanya (?) :D
Sekali lagi, HaNeul minta maaf banget kalau alurnya kecepetan. Jeongmal mianhae ><
Maklum, saya masih pemula~ *plak*
Okedeh, mari kita simak kelanjutan cerita ini. PLEASE DON'T BE A SILENT READER. Happy reading all~
::: Hurt [Part 4] :::
Donghae’s POV
Haissh. Apa Siwon itu tidak puya pekerjaan lain selain mengurusi orang lain ? Jinjja -.-
Aku kembali duduk disampingnya . Dia tampak kesusahan menggambar tanaman kecil yang ada dihadapannya.
"Bahkan tanaman berdaun empat pun kau tidak bisa menggambarnya ?" sindirku .
"Diam. Atau kau akan kubunuh"
"Berapa nilai menggambarmu saat SD dulu ? lima-atau bahkan nol ?"
Ia menoleh kearahku sambil melotot. Lucu sekali XD
"kenapa kau tertawa ? kau pikir ini lucu ? sudah kubilang, aku tidak pernah bisa menggambar!"
"Kau harus berusaha . Kalau ada ujian praktek nanti, bagaimana ?"
Ia mendengus kesal, tapi tetap serius mengerjakan tugas menggambarnya itu . Lama-lama kasihan juga melihatnya seperti itu --
Beberapa saat kemudian ia meregangkan tangannya.
"Oppa, apa kau tidak punya permen atau apapun itu ?"
"beli saja di kantin," jawabku tanpa mengalihkan perhatianku dari buku IPA yang kubaca.
"sudah tutup oppaa .." jawabnya gemas.
Aku menatapnya, lalu menghela nafas. Yeoja satu ini benar-benar bisa membuatku takluk.
"sebentar. Biar kucarikan dulu ditasku," jawabku sambil mengaduk-aduk isi tasku. Ia sendiri juga ikut melongokkan kepalanya ke dalam tasku .
"Aku hanya punya ini" jawabku sambil mengacungkan coklat tepat dihadapannya.
"kyaa!! aku mau!" teriaknya sambil merebut coklat itu dari tanganku.
"yak, tidak berteriak seperti itupun, aku sudah memberikannya padamu!" jawabku berpura-pura kesal.
"Mianhae" jawabnya singkat sambil mengacungkan telunjuk dan jari tengahnya.
"Kau persis seperti anak berumur lima tahun"
"jinjja ? wah, berarti aku sangat imut dan menggemaskan nde ?" jawabnya dengan mata berbinar.
Aku menatapnya tak percaya. Astaga, yeoja ini. Bagaimana bisa aku menyukai yeoja sepertinya ?
"mwo ?"
"Aissh, oppa, akui saja. Kali ini kau kalah!" serunya senang.
"memang kau yang selalu menang, Gyu Ri" gumamku pelan.
"nde ?"
"Ah, aniya. Amugato Aniyo" jawabku sambil tersenyum.
"kalau kau memakan coklat seperti memakan es krim, sampai sore pun coklat itu tidak akan habis" omelku.
"biarkan saja. Memangnya apa urusanmu ?"
Mwo ? Apa urusanmu ? Aku mengkhawatirkan semua tentangmu, Gyu Ri-ya! Sadarlah!
"kau mau tidak mendapat nilai ?"
"menggambar saja tidak akan berpengaruh aku naik kelas ataupun tidak," jawabnya santai.
"bukannya kau ingin meneruskan sekolahmu ke desain ?"
"Itu beda lagi, oppa. Kalau untuk menggambar model baju saja, aku bisa,"
Aissh . Aku kalah lagi -.-
"Tunggu sebentar. Bagaimana kau tau ? Kurasa hanya Hye Sun yang tau,"
"Ah! Apa Hye Sun mengatakannya padamu ?" tanyanya lagi sambil memincingkan matanya.
"An-Aniya,"
"Geotjimal" katanya sambil mengerucutkan bibirnya.
"Aku tau semuanya tentangmu tanpa bertanya pada Hye Sun"
"Mwo ? Kau stalking ya ?"
Aku hanya mengendikkan bahu sambil tersenyum manis.
"Sudahlah, kerjakan saja tugas menggambarmu itu," kataku cepat sebelum ia mengalahkanku-lagi.
"Tapi-"
"Kerjakan atau kau tidak kuberi contekan matematika besok" ancamku sambil tersenyum evil.
"Mwo ? Yak, Hae-oppa .. berikan aku waktu istirahat sebentar saja .." pintanya dengan aegyo mautnya.
Aku menghela nafas. "lima menit"
Ia terlihat tersenyum penuh kemenangan .
Aissh . Sepertinya aku harus belajar banyak untuk menghadapi wanita sepertinya dari Siwon -.-
*~*~*
"Bagaimana kalau kita taruhan ?" katanya tiba-tiba.
"eh ?"
"besok, aku berjanji tidak akan mencontek padamu. jika aku mendapat nilai dibawahmu, aku akan menuruti semua permintaanmu untuk satu hari"
aku mengerutkan dahi . "taruhan macam apa itu ?"
"jebal .. aku yakin aku bisa mengalahkanmu!" jawabnya percaya diri.
aku tersenyum kecil. Setauku, untuk urusan matematika, aku jagonya. Dia memang pintar matematika, nilainya hanya selisih tiga-ataupun lima angka dariku.
"jinjja ?"
"kau mengejekku ?"
"Kalau kau yang menang, bagaimana ?"
"kau harus mentraktirku seharian!" jawabnya sambil menjentikkan jarinya.
"Arraseo. Kurasa itu cukup adil"
Ia menjabat tanganku erat-yang mampu mengalirkan listrik ke tubuhku.
"Oke, sampai disini, apa tidak ada lagi yang ingin kau bicarakan ?" tanyanya kemudian-membuatku tersadar.
Aku menoleh ke sekeliling, dan-Hei, kenapa tiba-tiba aku sudah sampai di depan rumahnya ? Haissh, kurasa akhir-akhir ini waktu cepat sekali berlalu -.-
"Aniya. Lain waktu saja" jawabku sambil tersenyum.
"Arraseo. Gomawo oppa untuk hari ini! Anyyeong~"
Aku terus menatapnya sampai akhirnya ia menghilang dibalik pintu rumahnya.
Bibirku tertarik ke atas saat membayangkan celotehnya sepanjang jalan tadi. Senyumnya, tawanya, wajah cerianya, saat ia cemberut ataupun mengomel, dia akan tetap menjadi nomor satu dipikiranku.
Aku mendongak, menatap jendela kamarnya.
"Saranghae, My Queen"
*~*~*
"Aku pulang" kataku singkat. Suaraku menggema ke setiap sudut rumahku.
"Tuan, ada Nyonya dirumah," bisik bibi Byun-pembantu di rumahku.
"Kapan dia datang ?" tanyaku pelan.
"Kemana saja kau ? Eomma sudah menunggumu berjam-jam disini. Kau tau kan, eomma saat ini sedang sibuk mengurusi bisnis Appamu ? Ke mana ponselmu ? Sepertinya eomma menelponmu berapa kalipun tidak akan kau angkat," Tanya eomma bertubi-tubi-yang tiba tiba muncul.
"Kapan eomma datang ?" Aku melangkahkan kaki menuju ruang makan.
"Jangan alihkan pembicaraan"
"Mianhae, eomma. Aku masih harus menemani Gyu Ri mengerjakan tugas menggambarnya," jawabku lalu meneguk sekaleng soda yang ada di lemari es.
"Gyu Ri ? Yeoja kekanakan itu ?" Eomma menatapku tak suka.
"Eomma .. jangan begitu. Eomma tidak akan bisa melarangku untuk menyukainya"
"Eomma bisa melakukan apa saja yang eomma mau. Sudah berapa kali eomma bilang, jauhi dia. Eomma sudah memilihkan calon yang tepat untukmu"
Tenggorokanku rasanya mengering. Lagi-lagi eomma mengaturku.
Selama tujuh belas tahun ini, rasanya aku tidak pernah bisa bebas dari kekangan eommaku.
"Eomma, aku sudah dewasa. Aku tau mana yeoja yang baik untukku ataupun tidak"
"Gyu Ri bukan yeoja yang tepat untukmu"
Aku mengepalkan tanganku erat-erat. Berusaha menahan emosi yang sedari tadi membuncah didadaku.
"Bisakah eomma membiarkanku melakukan apa yang ku mau untuk sekali saja ?"
"Mwo ? Beraninya kau membantah eomma! Kau pikir semua ini kulakukan untuk apa ? Ini semua demi kebaikanmu!"
"Tapi perjodohan itu hanya akan membuatku-"
"Kau tidak akan bisa menghindar dari eomma. Mulai besok, eomma akan menyuruh Leo untuk mengawalmu. Jauhi Gyu Ri dan jangan pernah berani untuk melawanku-atau Gyu Ri tidak akan selamat" Ancam eomma.
Aku berjalan mendekat ke arah eommaku.
"Aku muak dengan eomma" kataku tajam sambil berlalu menuju kamarku.
"Janagan coba membantah perintah eomma!" teriak eommaku.
Aku membanting pintu kamarku keras-keras. Sepertinya inilah awal dari penderitaanku .
*~*~*
TBC
lanjuuut ^^
BalasHapusok~
HapusMakasi udah comment :D
ne, cheonma ^^
Hapus