Pages

Kamis, 04 Juli 2013

Hurt [Part 5]


Park Ha Neul | Genre: Sad, Romance | Rating: PG 15 | Length: Series
Cast: Lee Donghae, Nam Gyu Ri a.k.a Gyu Ri, Choi Siwon, Ku Hye Sun a.k.a Hye Sun


Note:
Annyeong ^o^
Ngga nyangka, udah part 5 :o *kapan selesainya -_-
Ha Neul balik dengan fanfiction ini dengan ide yang seadanya -.-
Okedeh, buat para pembaca setiaku, gomawo ne :D
DON'T BE A PLAGIATOR AND SILENT READER! Happy reading~

::: Hurt [Part 2] :::
Gyu Ri's POV

Ada apa sebenarnya Donghae itu ? Kurasa pagi ini dia sedikit aneh. Ani-mulai kemarin malam. Semua pesan dan teleponku tidak ada yang di jawab. Bakhkan saat pagi tadi aku menggodanya, dia hanya menjawab seadanya dan tersenyum aneh.

"Bisakah kau melihat jalanmu ?"

Aku mendongak . Choi Siwon.

"Ah! Akhirnya kutemukan juga kau! kemana saja kau ? Kajja, ada yang ingin kutanyakan!" Aku menyeret tangannya menuju kelas.

"Yak, seharusnya kau meminta maaf padaku! Kenapa jadi kau yang menyeretku seenaknya!" protesnya sepanjang jalan.

"Duduklah. Ini masalah serius"

"Mwo ?" tanyanya bingung.
"Kenapa Donghae jadi seperti ini ? Kau tau penyebabnya ?"
"Penyebab apa ? Memangnya Donghae kenapa ?"

Aku memutar bola mataku kesal. "Bertanyalah yang jelas" gerutu Siwon.

"Apa kau tidak sadar sejak pagi Donghae sedikit aneh ?" Aku jadi gemas melihatnya seperti ini -.-
"Ani, dia baik-baik saja. Bukannya kau yang aneh ?"
"Ini bukan waktunya bercanda! Sejak kemarin malam, dia tidak menjawab semua pesan dan teleponku. Pagi tadi saaat aku menggodanya, dia hanya menjawab seadanya sambil tersenyum aneh. Memangnya kenapa dia ?"
"Sudah kubilang, itu karena kau aneh" jawabnya asal.
"YAK!" aku berteriak kesal sambil menjitak kepalanya. "Berhenti mengatakan aku aneh! aku ini serius!"

Ia merengut sambil mengusap-usap keningnya.

"Aku benar-benar tidak tau! Sejak tadi, dia biasa saja padaku,"
"Jinjja?" tanyaku tak percaya.
"Jangan menatapku seperti itu. Tanya saja Hye Sun kalau tidak percaya,"

Lalu, kenapa dia ? Apa dia memang sengaja menghindariku ? Kurasa aku tidak membuat kesalahan,

Tapi, apa karena taruhan kemarin itu ? Memangnya kenapa dengan taruhan itu ?

"Apa kau sudah menemukan jawabnnya ?'


Aku menggeleng pasrah.
"Aissh, molla!" teriakku sambil mengacak-acak rambutku frustasi.
"Sebegitu pentingkah dia ?"

Aku menatapnya aneh. "Apa maksudmu ?"

"Jangan berpikiran macam-macam. Aku hanya bertanya,"
"Omo, kau menyukaiku ?"

Ia menatapku seperti ingin memakanku . Aigoo -.-

"Yeoja sepertimu ? Seperti tidak ada yeoja lain saja,"
Dalam hati aku mendengus kesal. Bagaimana bisa aku menyukai namja sepertinya ?
"Aissh, sudahlah. Kau semakin membuat moodku berantakan"

"Kalian sedang apa ?"

Aku-dan Siwon menoleh ke arah sumber suara. "Ah, Hye Sun! Kemarilah!" seruku.

"Sepertinya seru sekali. Kalian sedang berbicara apa ?" Tanya Hye Sun.

"Aniya. Donghae-kurasa hari ini dia sedikit aneh,"
"Itu karena kau yang aneh" Siwon mencibir.

Hye Sun tertawa kecil. "Aneh bagaimana ?" tanyanya kalem.

"Sejak kemarin, dia tidak menjawab pesan ataupun teleponku. Bahkan saat aku menyapanya pagi tadi, dia hanya tersenyum aneh,"
"nde ? kurasa dia baik-baik saja sejak pagi,"
"Betul kan ? sudah kubilang, kau yang aneh,"
"Kau mengatakan itu lagi, akan kubunuh"
"Sudahlah, kalian jangan seperti anak kecil! Ah ya, Siwon, kau bilang ada yang ingin kau bicarakan," tanya Hye Sun.

Mendadak rasanya kepalaku pening. Firasatku mengatakan ini bukan hal baik.

"Ah-itu, Gyu Ri, aku keluar dulu ya-dan pinjam Hye Sun mu dulu. Da~" katanya sambil menarik Hye Sun keluar kelas. 

Aku melangkahkan kakiku keluar kelas saat mereka menghilang dari balik pintu.


"kudengar, Siwon akan menyatakan perasaannya pada Hye Sun hari ini! Wah, Hye Sun beruntung sekali!"

"Ne. Sepulang sekolah nanti sepertinya,"
"Jinjja ? Aissh, pangeranku sudah menemukan seorang princess saat ini-"
"Lihat saja, Hye Sun tidak akan selamat!"
"Yeoja seperti itu tidak ada bandingannya denganku! Bagaimana bisa Siwon memilih Hye Sun ?"

Tubuhku rasanya lemas. Jadi benar, kalau Siwon itu menyukai Hye Sun ?


"Gyu Ri, aku ingin bicara denganmu"


Aku menoleh. "Donghae ? kau sudah tidak apa-apa kan ? kenapa kau seharian ini ? kau tau, aku jadi takut melihatmu seperti itu !"
"itu tidak penting. Kajja, kita harus bicara."


*~*~*

Ia menarikku duduk di salah satu kursi di taman belakang, lalu berlutut di hadapanku.

"Saranghae, my queen" katanya sambil menatapku lekat-lekat.

Aku tertegun beberapa saat. Dia .. menyukaiku ?

"nde ? Kau tidak bercanda kan ?"
"ani. Aku tidak pernah bercanda tentang hal seperti ini" 

Mungkin hanya perasaanku-tapi dari balik matanya terpancar kesedihan yang dalam. Perasaan kecewa dan terluka.


Aku melihat kesekeliling, mencoba menghilangkan pikiran negatif yang ada di pikiranku.

"Aku mohon, Gyu Ri. Aku hanya butuh jawaban saat ini juga. Tidak masalah kalau kau tidak menerimaku atau tidak .."
Ia tidak melanjutkan kata-katanya. Diam menunduk.

Sungguh, aku tidak tau apa yang harus kukatakan. Menolaknya, memang apa alasannya ? Menerimanya justru membantuku untuk melupakan Siwon. Tapi, haruskah aku mengikuti feelingku-yang selalu saja benar ?



"nado saranghae, Hae oppa" jawabku pada akhirnya.

Ia mengangkat kepalanya, menatapku senang. Sungguh-mataku tidak berbohong. Kata-kata itu justru membuatnya terluka. Feelingku tidak pernah salah.

"gomawo, Gyu Ri-ah" katanya sambil merengkuhku ke dalam pelukannya.


Aku melepaskan pelukannya setelah beberapa saat.

"Kau yakin kau baik-baik saja, oppa ?" tanyaku hati-hati.
"nde ?"
"jangan berpura-pura, oppa. Aku bisa merasakannya"

Ia tersenyum kecil. "Aniya, chagi. Aku baik-baik saja. Sedari pagi, aku hanya bingung bagaimana cara menyatakannya padamu. Karena itu aku menghindarimu,"





Shit! Setan mana sebenarnya yang sedari tadi terus membisikiku kalau dia terus berkata bohong ?

"Mian, aku tidak pandai berkata-kata romantis"

"Gwenchana. Ah ya, soal taruhan itu, nilai matematikamu berapa ?"
"97 . Almost perfect" katanya sambil tersenyum-sedikit dipaksakan.
"Aissh. Arraseo, aku akan menuruti permintaanmu untuk hari ini!"
"Bisakah kau selalu mempercayaiku ?"

Aku menatapnya bingung. Apa maksudnya ? Apa dia bisa membaca pikiranku ?

"Apapun yang terjadi, percayalah aku selalu mencintaimu. Semuanya kulakukan untukmu" Ia menggenggam tanganku erat.

Dia tidak berbohong. Aku tau itu.

"Arraseo, oppa. Aku percaya padamu"

Author's POV

"Oppa, kenapa kau dijemput ?"
Donghae tersenyum kecut. "mulai saat ini, aku dikawal oleh anak buah eommaku. Aku-"
"Memangnya kenapa ? Apa oppa membuat masalah ?"
"Ne, chagi. Inilah hukumanku. Mian, oppa tidak bisa menemanimu pulang. Tidak apa kan ?"
Gyu Ri mengangguk .

Donghae menarik Gyu Ri kedalam pelukannya, lalu mengecup dahinya lama.
"Sarangha, my queen" bisiknya kemudian.
"Nado saranghae, oppa" jawab Gyu Ri senang.

Sebelum masuk mobil Leo, ia melambaikan tangannya pada Gyu Ri.
"Rupanya kau benar-benar pandai berakting ya," komentar Leo.
"Diam. Kau tidak tau apa-apa"
"Menuruti permintaan eommamu itu tidak mudah. Jika aku jadi kau, aku pasti sudah bunuh diri," Leo seolah tidak peduli dengan perkataan Donghae.
"Jangan banyak bicara. Cepat antar aku pulang, aku lelah"
Leo hanya mengendikkan bahu, lalu melajukan mobilnya.

*~*~*
TBC

2 komentar:

  1. Kereeeeeeen ^^ TBC il :) Lanjuuuuuuutt :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya neng ..
      sabar napa -_-
      btw, makasih udah jadi pembaca setia :D

      Hapus

Comment = Menghargai Penulis