Aroma hujan selalu mengingatkanku padamu,
saat kita pertama kali menari di bawah hujan deras lima tahun lalu.
Bahkan saat kamu sudah tidak ada,
aku selalu menemukanmu di setiap rintik hujan.
Seolah kamu datang melalui aroma khas itu,
aroma hujan yang membawamu kembali padaku.
Ehem.. pernah tidak Anda menjadi sangat melankolis ketika hujan turun? Terutama hujan yang turun setelah musim kemarau akan berakhir. Di luar masalah banjir yang sering timbul setelah hujan, bagi sebagian orang, hujan selalu membawa kenangan lama. Entah dari suara rintiknya, dingin yang tiba-tiba datang atau dari aroma hujan yang sangat khas.
Sebenarnya dari mana sih aroma hujan?
Air biasanya tidak punya aroma jika tidak dipengaruhi faktor tertentu. Hal yang sama berlaku untuk hujan. Dilansir dari situs Howstuffworks.com, hujan memiliki aroma karena bakteri yang bernama Actinomycetes. Bakteri Actinomycetes tumbuh di tanah yang memiliki kondisi lembab dan hangat. Ketika tanah mengering (biasanya akibat kemarau panjang), bakteri ini akan menghasilkan spora tanah.
Ketika hujan turun, spora itu akan menjadi basah dan terlempar ke udara. Spora ini tidak berbahaya, karena dia bisa dikatakan mirip penyegar udara. Aroma spora itulah yang sangat khas, seolah-olah menjadi aroma hujan. Kabar baiknya, spora ini ditemukan hampir di seluruh dunia. Tidak heran jika saat hujan pertama turun setelah musim kemarau panjang, aroma hujan jadi lebih tajam dan menangkan.
Aroma hujan tidak selalu menenangkan
Beruntung jika Anda tinggal di pinggir kota atau di wilayah yang masih memiliki banyak kawasan hijau. Jika Anda tinggal di kota besar dengan polusi tinggi, akan sangat langka mencium aroma hujan. Bahan kimia akibat polusi udara bisa membuat air hujan cenderung bersifat asam. Reaksi ini membuat aroma hujan jadi tidak terlalu enak bahkan membuat air hujan menjadi tidak sehat jika dikonsumsi langsung.
Itulah penjelasan mengapa aroma hujan lebih tajam ketika turun di akhir musim kemarau, sekaligus mengapa aroma hujan begitu khas dan menenangkan.
Apakah Anda suka dengan aroma hujan, ladies? (vem/yel)
Thanks To : http://www.vemale.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment = Menghargai Penulis