Pages

Kamis, 11 Juli 2013

Hurt [Part 6]


Park Ha Neul | Genre: Sad, Romance | Rating: PG 15 | Length: Series
Cast: Lee Donghae, Nam Gyu Ri a.k.a Gyu Ri, Choi Siwon, Ku Hye Sun a.k.a Hye Sun

Note:
HUAAAAAAA!!!!!!!
Part ini bener-bener nguras otak >.<
Pulang teraweh langsung ngerjain ini -.- *gananya
Okedeh, silahkan membaca hasil karya murni milik HaNeul, hasil pemikiran HaNeul sendiri. Tapi HaNeul bener-bener ngga nyangka alur ceritanya bakalan kaya gini -_-
Comment ya T..T
Happy Reading~

Author's POV

"Dimana eomma ?"
"Nyonya di ruang kerjanya, tuan"

Donghae menerobos masuk ke ruang kerja Eommanya.
"Eumm .. ne, arra. Siang ini di cafe biasa"
"Eomma, rencanamu itu benar-benar gila!"

Eomma Donghae membalik badannya, dan menemukan Donghae dengan tatapan penuh kemarahan.
"Ah, putra kesayanganku akhirnya pulang juga. Bagaimana sekolahmu ? menyenangkan ?"
"Jangan mengalihkan pembicaraan"

Eomma Donghae terlihat tersenyum sinis. "Sudah kubilang kan ? Kau tidak akan pernah bisa menolak permintaan eomma"
"Apa eomma bisa bayangkan bagaimana perasaan Gyu Ri nanti ? Sebenarnya eomma ini kenapa ? Sejak Appa meninggal, eomma selalu bersikap seenaknya!"

Bukannya marah, eommanya justru mendekati Donghae dan mengelus rambut anaknya lembut.
"Ini juga kulakukan untuk masa depanmu, Donghae"
"Mwo ?"
"Dulu perusahaan ini hampir bangkrut. Karena sahabatnya lah, perusahaan ini mampu bangkit kembali. Sekarang keaadaan berbalik. Karena itu, kita harus membantunya," jelas eomma Donghae .
"Dengan menjodohkanku dengan putrinya ? Apa ini masuk akal ??" tanya Donghae tak terima.
"Itu sebagai balasan terima kasih darinya. Lagipula, tidak baik menolak pemberian orang lain. Appamu juga sudah menyetujuinya,"
"Tanpa sepengetahuanku ??"

Eomma Donghae hanya mengendikkan bahu. "Istirahatlah. Malam nanti akan ada acara penting untukmu"

Donghae mengerang frustasi. Ia benar-benar tidak tau apa yang harus dilakukannya. Membantah eommanya ? yang benar saja. Gyu Ri yang menjadi taruhannya.

"Apa eomma bisa bayangkan kalau eomma di posisi Gyu Ri ?"
"Sayangnya eomma bukan Gyu Ri" jawab eomma Donghae enteng-sambil membolak-balik berkas yang ada ditangannya.

Donghae memejamkan matanya, tangannya mengepal erat. Rasanya ia ingin membunuh eommanya-jika saja ia bisa.
"Sudah selesai ? Eomma masih ada rapat siang ini" 

Donghae menatap tajam eommanya.
"Lakukanlah sesukamu, Nyonya Kim" ucap Donghae dingin.
"Dengan senang hati, putraku" jawab eommanya senang.

*~*~*

Donghae memperhatikan pantulan dirinya didepan kaca, sambil merapikan kemeja hitam yang dikenakannya.
"Aigoo .. aku baru menyadari kau begitu tampan, putraku,"
Donghae menoleh . Eommanya terlihat berdiri di sudut kamarnya, mengenakan gaun putih dengan mahkota kecil di rambutnya. Persis seperti ratu sihir.

"Jadi, kau sudah siap ?"
"aku tidak akan pernah siap dengan semua keputusan eomma"
"Aissh, tidak usah menatapku seperti itu. Lagipula, tidak ada yang lebih baik dari yeoja pilihan Eomma, arrachi ?"
"Cih. Aku tidak yakin yeoja itu lebih baik daripada Gyu Ri"

Eommanya berjalan mendekat. "bisakah eomma meminta satu permintaan ?"
"eomma meminta berkali-kali pun, aku tidak akan bisa mengelaknya"

Ia tersenyum kecil . "jangan kau sebut nama yeoja itu dihadapan eomma"
"memangnya kenapa ? eomma merasa bersalah ?" jawab Donghae sambil tersenyum sinis.
"yang benar saja . Eomma jijik mendengar nama yeoja itu"
"Eomma!!" bentak Donghae keras.
"Aigoo .. tidak perlu semarah itu. Kau tidak mau kan, yeoja itu mati dihadapanmu ?" ucap eomma Donghae sambil merapikan kemeja Donghae.

Donghae mengeraskan rahangnya kuat-kuat. Bagaimana bisa Appa memilih yeoja seperti ini untuk menjadi istrinya ? yeoja seperti ular, anggun tapi mematikan.

"Kajja! Sepertinya calon istrimu sudah datang. Aku yakin kau pasti menyukainya" kata eomma Donghae sambil sedikit merapikan rambutnya.

Dering ponsel Donghae berbunyi sebelum Donghae menjawab perintah eommanya. Di layar ponselnya tertulis ‘ my queen ^^ ‘
Eomma donghae menoleh. “nuguya ?”
“Gyu Ri”
“angkat kalau urusan kita sudah selesai. Kajja, ada hal yang jauh lebih penting darinya” ucap eomma Donghae sambil mengambil ponsel itu, lalu mematikannya.
“Yak, eomma!”
“tsk, kau tidak malu didengar dengan calon istrimu ?”

Donghae mengerang frustasi. Semua yang dilakukannya membuatnya jadi serba salah. Untuk saat ini, dia hanya bisa mengikuti apa mau ibunya. Untuk saat ini.

*~*~*
"Nah, itu dia. Kemarilah, putraku"

Donghae menuruni tangga itu dengan malas. Rasanya bebannya semakin bertambah ketika ia menuruni tangga itu satu per satu.
"Donghae ?"

Donghae mendongak, menatap lurus yeoja cantik yang mengenakan gaun putih sederhana. Leher jenjangnya dihiasi kalung berlian yang menambah kesempurnaannya.

"Hye Sun ?"

Donghae menatap ibunya, meminta penjelasan.
"Sebenarnya eomma tau Hye Sun itu teman sekelasmu. Dia ketua kelasmu, kan ?"
Kali ini ganti Hye Sun menatap Appanya .
"Hanya ingin membuat kejutan, ya kan, Nyonya Kim ?”

Eomma Donghae hanya tersenyum manis. “Silahkan duduk”

*~*~*
Angin malam berhembus perlahan. Saat ini Donghae dan Hye Sun berada di balkon-sibuk dengan pikiran masing-masing.

“Eottokhe ?”
Donghae diam. Tidak tau harus menjawab apa.

“Rasanya ini sama sekali tidak masuk akal. Bagaimana bisa ? Bagaimana mungkin ?”
“Mollaseo. Aku sendiri tidak bisa menyangkal perintah eommaku. Aku membantah, Gyu Ri jadi taruhannya”

Hye Sun menatap Donghae. “Gyu Ri ? Nam Gyu Ri itu ?”
“Tapi-kenapa Gyu Ri jadi ikut masalah ini ?” lanjutnya.
“Karena aku mencintainya”

Hye Sun sempat kaget, tapi kemudian menghela nafas.
“Siang tadi Siwon menyatakan perasaannya padaku, dan aku menerimanya.”


“Sekarang ini masalahnya bukan itu. Bagaimana cara menjelaskan pada mereka ?”
“Aku sudah bertanya padamu bodoh”

“Mulai saat ini, akan ada bodyguard eomma yang mengawasi kita”
Hye Sun terbelalak tak percaya. “Mw-Mwoo ?? Siapa yang bilang ??”
“Eommaku”
“Ja-jadi, kita harus tampil mesra-layaknya orang yang berpacaran, begitu ?” tanya Hye Sun canggung.
“Sepertinya kau sudah mengerti”

Hye Sun’s POV

“Sepertinya kau sudah mengerti”

Aku mengerang frustasi. Rasanya aku ingin lompat dari balkon ini.
Kenapa jadi seperti ini ? Haruskah aku mengorbankan Siwon ? Yang benar saja, dia namja yang kucintai sejak aku pertama kali melihatnya! Haruskah aku menyakitinya ? Haruskah aku mengatakan kenyatan yang sebenarnya ?

Aku hanya ingin membantu Appaku. Tapi,..
“Uljima”

Aku menoleh. Donghae mengangkat tangannya, lalu menghapus air mataku. Kurang ajar sekali dia!
“Jangan marah. Kita harus mulai membiasakannya”
Mendadak kepalaku terasa pening. Memikirkannya membuatku gila.

Aku menunduk. “Semua ini terlalu aneh. Terlalu gila”
“Hanya itu yang bisa kita katakan, kan ? Kita sama-sama tidak bisa mengelak perintah mereka”
“Kau-tidak bisakah kau meminta eommamu untuk membatalkan semua ini ?”
“Oh. Rupanya kau juga mau Siwon menjadi taruhannya ?” jawab Donghae enteng.

Lidahku kelu. Aku tidak tau harus berkata apa lagi.
“Eommaku memintaku untuk menjadi namjachingu Gyu Ri agar Gyu Ri membenciku. Kurasa aku mengerti jalan pikirannya”
“Nde ?” aku sama sekali tidak mengerti.
“Saat ini hanya ada dua pilihan. Pertama, kita mengatakan pada mereka yang sebenarnya, atau kita terang-terangan berpacaran didepan mereka, supaya mereka membenci kita”
“Tapi aku yakin mereka tidak akan percaya jika kita mengatakan yang sebenarnya”
“Itu yang sedari tadi kupikirkan”

“Siwon satu-satunya namja yang kucintai sejak pertama kali aku melihatnya. Haruskah aku menyakitinya ? Kejam sekali aku,”
“kau juga tidak memikirkan bagaimana nasibku ? Gyu Ri bagaimana ?” ucapnya kesal.

Mataku memanas. “ini terlalu berat, Donghae ..” jawabku pasrah
Tiba-tiba saja Donghae menarikku ke pelukannya.
“Aku mohon, jangan menyerah sekarang. Kita bisa mengatasinya, percayalah”

“Aigoo .. sepertinya kalian sama-sama saling menyukai ya ?”
Cepat-cepat Donghae melepaskan pelukannya. “Eomma ?”
“Aissh, tidak usah kaget seperti itu. Sudah kubilang kan, Hye Sun jauh lebih  baik dari Gyu Ri”
“Eomma! Berhenti mengatakan seperti itu!” bentak Donghae
“Donghae ..” ucapku pelan, mencoba menenangkannya.
“Ah, sudahlah. Eomma malas berbicara tentangnya. Kajja, makan malam sudah siap” ucap Eomma Donghae ramah, lalu berjalan pergi.

“Mianhae, Hye Sun. Aku tidak bisa berbuat banyak” katanya pelan.
Aku tersenyum kaku. Seandainya kata maaf bisa menyelesaikan segalanya ..

*~*~*
TBC

1 komentar:

Comment = Menghargai Penulis