Park Ha Neul | Genre: Sad, Romance |
Rating: PG 15 | Length: Series
Cast: Lee Donghae, Nam Gyu Ri a.k.a Gyu
Ri, Choi Siwon, Ku Hye Sun a.k.a Hye Sun
Note:
HUAAAAAAA!!!!!!!
Part ini bener-bener
nguras otak >.<
Pulang teraweh langsung
ngerjain ini -.- *gananya
Okedeh, silahkan membaca
hasil karya murni milik HaNeul, hasil pemikiran HaNeul sendiri. Tapi HaNeul
bener-bener ngga nyangka alur ceritanya bakalan kaya gini -_-
Comment ya T..T
Happy Reading~
Author's POV
"Dimana eomma ?"
"Nyonya di ruang
kerjanya, tuan"
Donghae menerobos masuk ke
ruang kerja Eommanya.
"Eumm .. ne, arra.
Siang ini di cafe biasa"
"Eomma, rencanamu itu
benar-benar gila!"
Eomma Donghae membalik badannya,
dan menemukan Donghae dengan tatapan penuh kemarahan.
"Ah, putra
kesayanganku akhirnya pulang juga. Bagaimana sekolahmu ? menyenangkan ?"
"Jangan mengalihkan
pembicaraan"
Eomma Donghae terlihat
tersenyum sinis. "Sudah kubilang kan ? Kau tidak akan pernah bisa menolak
permintaan eomma"
"Apa eomma bisa
bayangkan bagaimana perasaan Gyu Ri nanti ? Sebenarnya eomma ini kenapa ? Sejak
Appa meninggal, eomma selalu bersikap seenaknya!"
Bukannya marah, eommanya
justru mendekati Donghae dan mengelus rambut anaknya lembut.
"Ini juga kulakukan
untuk masa depanmu, Donghae"
"Mwo ?"
"Dulu perusahaan ini
hampir bangkrut. Karena sahabatnya lah, perusahaan ini mampu bangkit kembali.
Sekarang keaadaan berbalik. Karena itu, kita harus membantunya," jelas
eomma Donghae .
"Dengan menjodohkanku
dengan putrinya ? Apa ini masuk akal ??" tanya Donghae tak terima.
"Itu sebagai balasan
terima kasih darinya. Lagipula, tidak baik menolak pemberian orang lain. Appamu
juga sudah menyetujuinya,"
"Tanpa
sepengetahuanku ??"
Eomma Donghae hanya
mengendikkan bahu. "Istirahatlah. Malam nanti akan ada acara penting
untukmu"
Donghae mengerang
frustasi. Ia benar-benar tidak tau apa yang harus dilakukannya. Membantah
eommanya ? yang benar saja. Gyu Ri yang menjadi taruhannya.
"Apa eomma bisa
bayangkan kalau eomma di posisi Gyu Ri ?"
"Sayangnya eomma
bukan Gyu Ri" jawab eomma Donghae enteng-sambil membolak-balik berkas yang
ada ditangannya.
Donghae memejamkan
matanya, tangannya mengepal erat. Rasanya ia ingin membunuh eommanya-jika saja
ia bisa.
"Sudah selesai ?
Eomma masih ada rapat siang ini"
Donghae menatap tajam
eommanya.
"Lakukanlah sesukamu,
Nyonya Kim" ucap Donghae dingin.
"Dengan senang hati,
putraku" jawab eommanya senang.
*~*~*
Donghae memperhatikan
pantulan dirinya didepan kaca, sambil merapikan kemeja hitam yang dikenakannya.
"Aigoo .. aku baru
menyadari kau begitu tampan, putraku,"
Donghae menoleh . Eommanya
terlihat berdiri di sudut kamarnya, mengenakan gaun putih dengan mahkota kecil
di rambutnya. Persis seperti ratu sihir.
"Jadi, kau sudah siap ?"
"aku tidak akan pernah
siap dengan semua keputusan eomma"
"Aissh, tidak usah
menatapku seperti itu. Lagipula, tidak ada yang lebih baik dari yeoja pilihan
Eomma, arrachi ?"
"Cih. Aku tidak yakin
yeoja itu lebih baik daripada Gyu Ri"
Eommanya berjalan mendekat. "bisakah eomma meminta satu permintaan ?"
"eomma meminta
berkali-kali pun, aku tidak akan bisa mengelaknya"
Ia tersenyum kecil .
"jangan kau sebut nama yeoja itu dihadapan eomma"
"memangnya kenapa ?
eomma merasa bersalah ?" jawab Donghae sambil tersenyum sinis.
"yang benar saja .
Eomma jijik mendengar nama yeoja itu"
"Eomma!!" bentak
Donghae keras.
"Aigoo .. tidak perlu
semarah itu. Kau tidak mau kan, yeoja itu mati dihadapanmu ?" ucap eomma
Donghae sambil merapikan kemeja Donghae.
Donghae mengeraskan
rahangnya kuat-kuat. Bagaimana bisa Appa memilih yeoja seperti ini untuk
menjadi istrinya ? yeoja seperti ular, anggun tapi mematikan.
"Kajja! Sepertinya calon istrimu sudah datang. Aku yakin kau pasti menyukainya" kata eomma Donghae sambil sedikit merapikan rambutnya.
Dering
ponsel Donghae berbunyi sebelum Donghae menjawab perintah eommanya. Di layar
ponselnya tertulis ‘ my queen ^^ ‘
Eomma
donghae menoleh. “nuguya ?”
“Gyu Ri”
“angkat
kalau urusan kita sudah selesai. Kajja, ada hal yang jauh lebih penting
darinya” ucap eomma Donghae sambil mengambil ponsel itu, lalu mematikannya.
“Yak,
eomma!”
“tsk, kau
tidak malu didengar dengan calon istrimu ?”
Donghae
mengerang frustasi. Semua yang dilakukannya membuatnya jadi serba salah. Untuk
saat ini, dia hanya bisa mengikuti apa mau ibunya. Untuk saat ini.
*~*~*
"Nah,
itu dia. Kemarilah, putraku"
Donghae
menuruni tangga itu dengan malas. Rasanya bebannya semakin bertambah ketika ia
menuruni tangga itu satu per satu.
"Donghae
?"
Donghae
mendongak, menatap lurus yeoja cantik yang mengenakan gaun putih sederhana.
Leher jenjangnya dihiasi kalung berlian yang menambah kesempurnaannya.
"Hye
Sun ?"
Donghae
menatap ibunya, meminta penjelasan.
"Sebenarnya
eomma tau Hye Sun itu teman sekelasmu. Dia ketua kelasmu, kan ?"
Kali ini
ganti Hye Sun menatap Appanya .
"Hanya
ingin membuat kejutan, ya kan, Nyonya Kim ?”
Eomma
Donghae hanya tersenyum manis. “Silahkan duduk”
*~*~*
Angin
malam berhembus perlahan. Saat ini Donghae dan Hye Sun berada di balkon-sibuk
dengan pikiran masing-masing.
“Eottokhe
?”
Donghae
diam. Tidak tau harus menjawab apa.
“Rasanya
ini sama sekali tidak masuk akal. Bagaimana bisa ? Bagaimana mungkin ?”
“Mollaseo.
Aku sendiri tidak bisa menyangkal perintah eommaku. Aku membantah, Gyu Ri jadi
taruhannya”
Hye Sun
menatap Donghae. “Gyu Ri ? Nam Gyu Ri itu ?”
“Tapi-kenapa
Gyu Ri jadi ikut masalah ini ?” lanjutnya.
“Karena
aku mencintainya”
Hye Sun
sempat kaget, tapi kemudian menghela nafas.
“Siang
tadi Siwon menyatakan perasaannya padaku, dan aku menerimanya.”
“Sekarang
ini masalahnya bukan itu. Bagaimana cara menjelaskan pada mereka ?”
“Aku
sudah bertanya padamu bodoh”
“Mulai
saat ini, akan ada bodyguard eomma yang mengawasi kita”
Hye Sun
terbelalak tak percaya. “Mw-Mwoo ?? Siapa yang bilang ??”
“Eommaku”
“Ja-jadi,
kita harus tampil mesra-layaknya orang yang berpacaran, begitu ?” tanya Hye Sun
canggung.
“Sepertinya
kau sudah mengerti”
Hye Sun’s POV
“Sepertinya
kau sudah mengerti”
Aku
mengerang frustasi. Rasanya aku ingin lompat dari balkon ini.
Kenapa
jadi seperti ini ? Haruskah aku mengorbankan Siwon ? Yang benar saja, dia namja
yang kucintai sejak aku pertama kali melihatnya! Haruskah aku menyakitinya ?
Haruskah aku mengatakan kenyatan yang sebenarnya ?
Aku hanya
ingin membantu Appaku. Tapi,..
“Uljima”
Aku
menoleh. Donghae mengangkat tangannya, lalu menghapus air mataku. Kurang ajar
sekali dia!
“Jangan
marah. Kita harus mulai membiasakannya”
Mendadak
kepalaku terasa pening. Memikirkannya membuatku gila.
Aku menunduk.
“Semua ini terlalu aneh. Terlalu gila”
“Hanya
itu yang bisa kita katakan, kan ? Kita sama-sama tidak bisa mengelak perintah
mereka”
“Kau-tidak
bisakah kau meminta eommamu untuk membatalkan semua ini ?”
“Oh.
Rupanya kau juga mau Siwon menjadi taruhannya ?” jawab Donghae enteng.
Lidahku
kelu. Aku tidak tau harus berkata apa lagi.
“Eommaku
memintaku untuk menjadi namjachingu Gyu Ri agar Gyu Ri membenciku. Kurasa aku
mengerti jalan pikirannya”
“Nde ?”
aku sama sekali tidak mengerti.
“Saat ini
hanya ada dua pilihan. Pertama, kita mengatakan pada mereka yang sebenarnya,
atau kita terang-terangan berpacaran didepan mereka, supaya mereka membenci
kita”
“Tapi aku
yakin mereka tidak akan percaya jika kita mengatakan yang sebenarnya”
“Itu yang
sedari tadi kupikirkan”
“Siwon
satu-satunya namja yang kucintai sejak pertama kali aku melihatnya. Haruskah
aku menyakitinya ? Kejam sekali aku,”
“kau juga
tidak memikirkan bagaimana nasibku ? Gyu Ri bagaimana ?” ucapnya kesal.
Mataku
memanas. “ini terlalu berat, Donghae ..” jawabku pasrah
Tiba-tiba
saja Donghae menarikku ke pelukannya.
“Aku
mohon, jangan menyerah sekarang. Kita bisa mengatasinya, percayalah”
“Aigoo ..
sepertinya kalian sama-sama saling menyukai ya ?”
Cepat-cepat
Donghae melepaskan pelukannya. “Eomma ?”
“Aissh,
tidak usah kaget seperti itu. Sudah kubilang kan, Hye Sun jauh lebih baik dari Gyu Ri”
“Eomma!
Berhenti mengatakan seperti itu!” bentak Donghae
“Donghae
..” ucapku pelan, mencoba menenangkannya.
“Ah,
sudahlah. Eomma malas berbicara tentangnya. Kajja, makan malam sudah siap” ucap
Eomma Donghae ramah, lalu berjalan pergi.
“Mianhae,
Hye Sun. Aku tidak bisa berbuat banyak” katanya pelan.
Aku
tersenyum kaku. Seandainya kata maaf bisa menyelesaikan segalanya ..
*~*~*
TBC
bagus
BalasHapus