Akhir-akhir ini istilah galau dan patah hati menjadi populer akhir-akhir ini. Masalahnya tentu saja timbul akibat cinta. Setiap orang yang tengah patah hati tentu saja sangat sedih.
Seringkali mereka yang merasakan patah hati menjadi stres, tak mau makan atau minum, bahkan mengurung diri dan apabila itu terjadi tentu saja aka mempengaruhi kesehatan bahkan menyebabkan kematian.
Seperti dikutip dari Mirror, para ahli menyatakan bahwa seseorang yang merasakan patah hati akan mengalami masa-masa sulit dimana emosi yang datang secara tiba-tiba dan berubah seperti, seperti sedih, menangis, dan bahagia dengan ritme silih berganti dapat membuat jantung berdetak lebih cepat. Salah satu contoh, seorang ibu yang bernama Lindsay Clift yang merasakan patah hati setelah mengetahui anaknya meninggal dalam kandungannya. Seketika Clift kehilangan kesadaran dan dalam waktu hanya beberapa saat Clift kehilangan nyawanya.
Dr Alexander Lyon, seorang dosen senior di Imperial College London dan kardiolog konsultan di Royal Brompton Hospital, mengatakan hal ini mungkin telah menjadi kasus Takotsubo cardiomyopathy, kondisi yang juga dikenal sebagai sindrom patah hati yang dipicu oleh sebuah masalah duka.
“Takotsubo cardiomyopathy adalah kondisi sementara di mana otot jantung Anda menjadi tiba-tiba lumpuh dan ventrikel kiri, salah satu dari ruang jantung, berubah bentuk. Biasanya kelumpuhan pulih, tapi kadang-kadang stres dapat menyebabkan serangan jantung akut selama beberapa periode, karena gangguan dalam aktivitas intrinsik listrik jantung,” Dr Lyon menjelaskan. Menurut data hingga saat ini sekitar 2 % dari 300.000 mereka yang meninggal akibat serangan jantung dikarenakan efek dari patah hati.
Nah buat kamu yang sekarang lagi patah hati, coba cari kegiatan lain deh. Lagian jangan terlalu mendramatisir sakit hati. Soalnya bukan kamu saja yang pernah merasakan patah hati, teman-teman kita yang lain juga pasti pernah merasakan yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment = Menghargai Penulis