Siapa yang tidak pernah makan cabai? Jutaan
hingga miliaran orang di dunia senang menikmati cabai, baik dinikmati secara
langsung maupun digunakan dalam campuran bumbu penyedap. Terutama di wilayah
Asia Tenggara, cabai hampir digunakan di hampir segala jenis masakan.
Tetapi, tahukah Anda bahwa cabai yang sering dikonsumsi
dapat dianggap racun oleh tubuh? Kenyataannya cabai dan produk turunannya tidak
dianggap racun oleh masyarakat pada umumnya. Anggapan seperti itu karena
kebanyakan dari kita memiliki pandangan yang sempit tentang racun.
Menurut ahli toksikologi, racun adalah zat yang berbahaya
bila diberikan pada organisme hidup dengan kuantitas (dosis) tertentu. Beda
organisme beda dosis zatnya. Faktor lain yang memengaruhi apakah zat itu dapat
meracuni Anda diantaranya usia, jenis kelamin, kesehatan, dan genetika.
Dengan kata lain, hampir semua zat bisa menjadi racun
pada konsentrasi yang tidak tepat dan diberikan pada keadaan yang tidak tepat,
termasuk cabai dan produk turunannya.
Cabai termasuk ke
dalam genus Capsicum yang mengandung senyawa capsaicin. Capsaicin
adalah senyawa kimia yang membuat cabai memiliki citarasa pedas. Tapi,
senyawa ini justru dapat meracuni saraf.
Capsaicin mengikat molekul
tertentu pada subkelompok neuron dalam sistem sensorik yang disebut
“nociceptor”. Ketika dimakan, senyawa ini kan berikatan dengan reseptor nyeri
di mulut dan kerongkongan sehingga menyebabkan rasa pedas.
Capsaicin juga menimbulkan
tanggapan fisiologis lainnya. Senyawa ini mengiritasi kulit dan selaput lendir
(lapisan kelopak mata, hidung, mulut, alat kelamin), merangsang respon
inflamasi sering ditandai dengan kemerahan dan bengkak, serta sensasi
kehangatan dan rasa sakit.
Jika terhirup, capsaicin
merangsang bronkopulmonalis nociceptive C-serat yang dapat merangsang apnea
(penghentian sementara respirasi), pernapasan dangkal yang cepat, sekresi
lendir, bronkokonstriksi (penyempitan otot polos saluran udara di paru-paru),
dan batuk. Dalam kasus yang paling ekstrim, kematian asphyxia (kekurangan
oksigen) telah terjadi.
Menghirup cabai
bubuk dapat menyebabkan batuk, bersin, dan hidung meler. Menghirup cabai bubuk
dapat memblokir saluran udara dan menyebabkan kematian oleh asphyxia
(kekurangan oksigen). Kemampuan cabai bubuk untuk menghalangi saluran udara
menambah semua jenis efek fisiologis. Cabai bubuk dapat menyebabkan kematian
asfiksia baik secara kimia atau fisik atau dengan melakukan keduanya.
Wawancara dari
anak-anak menunjukkan bahwa cabai jalapeno dan saus Tabasco membakar mulut
mereka, tenggorokkan dan perut, dan dalam beberapa kasus, menyebabkan
pembakaran pada anus ketika senyawa tersebut ada dalam tinja.
Setelah
mengetahui informasi tentang capsaicin pada cabe, tentunya kita harus
membatasi konsumsi cabai secara berlebihan. Ingat, segala sesuatu yang belebihan
memang tidak baik untuk kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment = Menghargai Penulis