Pages

Sabtu, 02 Februari 2013

Ternyata Cabai Punya Zat yang Bersifat Mematikan

 
Siapa yang tidak pernah makan cabai? Jutaan hingga miliaran orang di dunia senang menikmati cabai, baik dinikmati secara langsung maupun digunakan dalam campuran bumbu penyedap. Terutama di wilayah Asia Tenggara, cabai hampir digunakan di hampir segala jenis masakan.
 
Tetapi, tahukah Anda bahwa cabai yang sering dikonsumsi dapat dianggap racun oleh tubuh? Kenyataannya cabai dan produk turunannya tidak dianggap racun oleh masyarakat pada umumnya. Anggapan seperti itu karena kebanyakan dari kita memiliki pandangan yang sempit tentang racun.
Menurut ahli toksikologi, racun adalah zat yang berbahaya bila diberikan pada organisme hidup dengan kuantitas (dosis) tertentu. Beda organisme beda dosis zatnya. Faktor lain yang memengaruhi apakah zat itu dapat meracuni Anda diantaranya usia, jenis kelamin, kesehatan, dan genetika.
Dengan kata lain, hampir semua zat bisa menjadi racun pada konsentrasi yang tidak tepat dan diberikan pada keadaan yang tidak tepat, termasuk cabai dan produk turunannya.
 

Capsaicin
Cabai termasuk ke dalam genus Capsicum yang mengandung senyawa capsaicin. Capsaicin adalah senyawa kimia yang membuat cabai memiliki citarasa pedas. Tapi, senyawa ini justru dapat meracuni saraf.
Capsaicin mengikat molekul tertentu pada subkelompok neuron dalam sistem sensorik yang disebut “nociceptor”. Ketika dimakan, senyawa ini kan berikatan dengan reseptor nyeri di mulut dan kerongkongan sehingga menyebabkan rasa pedas.
Capsaicin juga menimbulkan tanggapan fisiologis lainnya. Senyawa ini mengiritasi kulit dan selaput lendir (lapisan kelopak mata, hidung, mulut, alat kelamin), merangsang respon inflamasi sering ditandai dengan kemerahan dan bengkak, serta sensasi kehangatan dan rasa sakit.
Jika terhirup, capsaicin merangsang bronkopulmonalis nociceptive C-serat yang dapat merangsang apnea (penghentian sementara respirasi), pernapasan dangkal yang cepat, sekresi lendir, bronkokonstriksi (penyempitan otot polos saluran udara di paru-paru), dan batuk. Dalam kasus yang paling ekstrim, kematian asphyxia (kekurangan oksigen) telah terjadi.
Menghirup cabai bubuk dapat menyebabkan batuk, bersin, dan hidung meler. Menghirup cabai bubuk dapat memblokir saluran udara dan menyebabkan kematian oleh asphyxia (kekurangan oksigen). Kemampuan cabai bubuk untuk menghalangi saluran udara menambah semua jenis efek fisiologis. Cabai bubuk dapat menyebabkan kematian asfiksia baik secara kimia atau fisik atau dengan melakukan keduanya.
Wawancara dari anak-anak menunjukkan bahwa cabai jalapeno dan saus Tabasco membakar mulut mereka, tenggorokkan dan perut, dan dalam beberapa kasus, menyebabkan pembakaran pada anus ketika senyawa tersebut ada dalam tinja.
Setelah mengetahui informasi tentang capsaicin pada cabe, tentunya kita harus membatasi konsumsi cabai secara berlebihan. Ingat, segala sesuatu yang belebihan memang tidak baik untuk kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment = Menghargai Penulis